EnglishIndonesian
allammedica watches for men
MASYARAKAT LOKAL di JAMBI BERHASIL RAIH SERTIFIKAT RSPO
MASYARAKAT LOKAL di JAMBI BERHASIL RAIH SERTIFIKAT RSPO

Bangkok, 5 November 2019

Setelah Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM) berhasil meraih sertifikat RSPO ditahun 2017 lalu, kini ditahun 2019, Asosiasi Petani Berkah Mandah Lestari (APBML) raih sertifikat RSPO di Bangkok. Sekitar 218 anggota dengan luas 598 Ha yang tergabung dalam APBML.

Yang menarik dalam kelompok ini adalah, hampir 70% petani swadaya yang tergabung dalam APBML adalah masyarakat lokal atau masyarakat tempatan, dimana sebelum mereka menanam kelapa sawit, mereka adalah petani karet alam.

Pencapaian 2 kelompok yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini adalah sebuah pencapaian penting, setelah sebelumnya, penerimaan sertifikat RSPO hanya didominasi oleh petani-petani mandiri yang berasal dari transmigrasi dan pendatang. Karena memang standar minyak sawit berkelanjutan yang digagas oleh RSPO, tidak terlalu familiar dengan petani-petani lokal atau masyarakat lokal.

Yayasan Setara Jambi, mulai memperkenalkan standar ini pada petani-petani lokal yang berasal dari masyarakat lokal sejak tahun 2013, hingga saat ini. dalam proses memperkenalkan standar ini pada petani lokal, memang banyak tantangan, dimana petani-petani lokal, masih memiliki cukup lahan yang luas dan komoditas yang beragam, sehingga minyak sawit bukan menjadi komoditas yang penting bagi mereka. Jika harga TBS turun, maka mereka masih memiliki kebun karet tua, dan jika harga karet turun, mereka masih memiliki kebun durian. Situasi ini membuat petani lokal tidak begitu tertarik dengan sertifikasi minyak sawit berkelanjutan.

Namun tidak demikian dengan Yayasan Setara Jambi, petani lokal adalah kunci dari perlindungan Kawasan penting, karena mayoritas petani lokal memiliki akses cukup besar pada Kawasan-kawasan penting, baik itu hutan, sungai dan Kawasan penting lannya. Dan standar minyak sawit berkelanjutan hendaknya diperkenalkan pada petani-petani seperti ini, agar Kawasan-kawasan tersisa dapat dilindungi dan terjaga, tidak hanya untuk kepentingan keberlansungan lingkungan itu sendiri, tapi juga demi keberlangsungan hidup petani lokal.

Jika FPS-MRM berhasil menginterpretasikan standar minyak sawit berkelanjutan melalui, mendorong perlindungan sungai melalui Lubuk Larangan dihulu sungai Pengabuan, maka diharapkan APBML dapat melakukan konservasi diwilayah hilir sungai Pengabuan sebagai bentuk komitmen mereka pada implementasi standar minyak sawit berkelanjutan.



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)